Minggu, 17 Mei 2015

Thailand Part 2, Krabi yang murah dan tenang

Akhirnya ada mood lagi buat nulis. Setelah dari Phuket, kami menuju ke Krabi. Ada 2 alternatif mudah menuju sana. Cari aja travel agent, dan mereka akan menyediakan dua pilihan. Pertama dengan kapal cepat dan kedua dengan travel. Dua-duanya dijemput di hotelmasing-masing. Untuk kapal harga lebih mahal tapi lebih cepat karena padadasarnya Krabi terletak di seberangnya Phuket. Dua alternatif ini mayan mahal sih, kalau murah mungkin bisake terminal cari biskePhuket, terus sampai terminal entahlah naik apa sampai tujuannya. Karena saya dan teman-teman males sengsara yasudah pakai alterntif ini saja. Liburan jangan pelit ya, apalagi buat karyawan yang fakir cuti. Harus benar-benar memaksimalkan waktu.



Jumat, 17 April 2015

Thailand Part 1, Phuket

Phuket, slah satu destinasi yang sangat terkenal di Thailand. Terkenal dengan pantai dan hiburan malamnya. Sekilas phuket mirip Bali, kecuali untuk budayanya, di mana di Bali kental akan budaya Hindu sedangkan di phuket (Thailand) sangat kental dengan budaya Budha. Sebenarnya, Thailand tidak masuk dalam list of dream places yang ingin dikunjungi, tapi karena waktu itu ada promo 600.000 jakarta - phuket untuk 10 Maret 2015 by Airasia yang sayang untuk dilewatkan jadi ya sudahlah. Hihihi. Karena nggak mau rugi, maka tidak hanya phuket, tetap Krabi dan Bangkok juga.

Salah satu hiburan malam di Bangla road, Phuket

Pertama kali tiba di bandara, bandara cukup kecil. Setelah melewati bagian imigrasi terdapat suatu konter yang menyediakan tourist simcard gratis. Tinggal isi pulsa di sevel atau minimart lainnya untuk mengaktifkan paket data atau untuk sms dan telpon. Menurut saya, mnggunakan nomor lokal di daerah wisata itu penting, pertama lebih murah dari pada mengaktifkan paket roaming, kedua bisa gampang tinggal telpon/sms ke provider-provider yang digunakan selama di sana. Apalagi di Thailand yang sangat jarang transportasi umum.Waktu itu saya memesan airport transfer untuk 4 orang. Sudah di email tempat meeting point beserta jamnya, tapi kenyataannya penjemput tak kunjung datang. Akhirnya kami mencoba telpon dengan nomor lokal dan drivernya sedang menunggu di parkiran. FYI, untuk airport transfer mobil maks 4 orang biayanya adalah 800 baht di http://www.phukettransfers.com. Selain masalah menunggu driver, kami juga sempat kesusahan untuk menemukan lokasi penginapana, dengan berbekal nomor lokal, saya minta drivernya untuk menelpon pihak hotel dan ngeng sampai ditujuan dengan selamat. Untuk komunikasi dengan teman-teman serombongan juga enak kalau misal kepisah :D


Jangan Lupa Sewa Motor :D

Minggu, 29 Maret 2015

Hongkong-Shenzhen-Macau, Macau (part 5)

Hari terakhir, jadwal kami adalah Macau. Kebetulan untuk ke Macau kita tidak membutuhkan yang namanya visa. Jarak dari Hongkong juga dekat, cukup naik ferry selama satu jam. Jadi sayang kalau sudah ke Hongkong tidak ke Macau sekalian. Untuk menuju Macau, tinggal naik bus ke China Ferry Terminal menuju lantai 1. Dari situ akan ada banyak tiket boot yang buka. Kami memilih turbojet. Harga untuk berangkat adalah HKD177. Kami membelinya di hari sebelumnya (read part 4).

Kami membeli untuk jam 11:00. Namun pukul 09:00 kami sudah ada di China Ferry Terminal. Maklum, takut lama immigrasi dkk jadi kami mencoba berangkat agak awal. Saat menuju gate, ada satpam yang menawari tukar tiket untuk boarding jam 09:30 tanpa biaya tambahan. Wah beruntung sekali pikir kami. Tanpa pikir panjang kami mau tukar tiket tersebut. Jam sudah hampir 09:30 tapi kami semua belum boarding. Lama gara-gara harus antri imigrasi terlebih dahulu. Akhirnya kami lari-lari menuju gateyang ditunjuk agar tidak ketinggalan. untungnya yang lari-lari nggak hanya kami.

Kami naik ferry di kelas ekonomi. Dan menurut saya ini sama dengan kelas VIP kapal cepat di Indonesia bahkan lebih bagus. Tapi kalau dilihat harga memang sudah selayaknya dapat fasilitas seperti ini. Pukul 10:30 lebih kami sampai di Macau. Di sini ada 3 bahasa yang berlaku, China, English, dan Portugis. Bahasanya lucu :D

Tujuan pertama adalah museum grand prix dan wine.Sempatnya agak bingung jalan di Macau ini. Berbeda dengan HK yang banyak trotoar dan pejalan kaki, di sini jarang banget ditemui. Akhirnya dengan kesabaran sambil melihat maps google kami bisa sampai di Museum Grand Prix dan Wine. FYI, jaraknya nggak terlalu jauh kok dari terminal Macau. Jadi aman saja kalau mau jalan kaki.

Di depan musium kami berhenti sebentar disebuah tugu bunga kuncup. Tugu yang aneh pikir saya. Tapi karena teman saya ngebet ke situ (soalnya menurut bukunya, buka Claudia Kaunang, ini adalah tugu simbol macau), jadi yasudahlah ikutkan berhenti sebentar. Setelah berfoto-foto, lanjut mencari gedung museumnya. Ternyata samping taman persis. Tinggal nyebrang. Museumnya di lantai atas. Museum Grand Prix di sini kanan dan Wine di sisi kiri. Biaya untuk masuk museum adalah 0 rupiah alias gratis. Oiya untuk mencicipi wine bisa beli tiketnya seharga 10 MOP untuk 1 gelas atau 15 MOP untuk 3 gelas.




Setelah museum kami lanjut ke Senado square yang terkenal itudimana kita juga bisa mengunjungi reruntuhan gereja st. Paul. Dari Museum bisa naik bus no.3. Harganya lupa berapa. Namun ada yang unik di sini. Untuk harga bus sudah ada tulisannya berapa, namun berbeda dengan Hongkong yang dapat menggunakan octopus di sini hanya bisa tunai. Uniknya kita hanya perlu memasukkan koin atau uang kita ke sebuah kaleng. Dan tidak ada yang tau berapa sebenarnya yang kita masukkan tadi. Senado Square ini deket dengan grand Lisboa, jadi, kalau ingin naik free settle bus bisa pilih yang tujuan Grand Lisboa.



Sebelum ke area Senado Square, kami berhenti di salah satu toko yang menjual egg tart. Egg tart adalah salah satu jajanan khas Macau yang wajib dicoba. Rasanya enak sekali dan nagih. Harga nya berkisar 8-10. Di toko ini dijual dengan harga 8 MOP dan menurut saya sudah cukup enak. Setelah jajan kami lanjut ke arah senado square. Rame banget sampai jalannya pasrah ikut arus. Yang saya senangi di sini adalahm di sini itu surga street food. Banyak banget jajan. Mulai fish ball, squid, egg tart, bubble, dll sepanjang jalan menuju ruins of st. paul. Di jamin kenyang dan puas. Untuk harga lebih murah lagi dari Hongkong. Bener-bener happy di sini. Oiya ada 3 macam egg tart yang saya cicipi selama di macau. Di jalan menuju senado square seharga 8 MOP, di Koi Kei (kalau tidak salah namanya) seharga 10 MOP dan di Venetian samping kanal seharga 9 MOP. Dari ketiganya ynag merasa pas yang pertama. Mungkin ini pertama kalinya jadi serasa enak. Yang kedua di Koi Kei menurut saya terlalu berat telurnya jadi cepet enag. Yang di venetian enak. Cukup enak saja. Mungkin karena udah yang ketiga kali ya. Tapi tetap enak sihh. hahaha

Senado Square

Ruin of St. Paul

Chinese Opera

Salah satu benteng di kawasan macau museum


Dari senado square kami berjalan menuju Macau Tower. Rencanany sih naik bis, Dan bisnya ke arah Grand Lisboa.  Tapi karena saat jalan kami sudah melihat ujungnya Tower yang seakan akan sudah dekat, kami putuskan untuk lanjut jalan saja. Kalau capek yang berhenti. Sambil menikmati jajanan-jajanan yang sudah kami beli di senado square tadi. Ternyata setelah dijalani, tempatnya masih lumayan jauh. Mau menyerah naik bis saja, tapi sudah terlanjur. Jadinya, yasudahlah lanjut jalan.

Macau Tower


Dari Macau Tower, kami menuju City of Dream. Oiya nggak perlu repot-repot cari kendaran. Soalnya city of dream menyediakan suttle bus gratis Macau Tower - City of Dream dan sebaliknya. Jadi tinggal anteng antri nunggu busnya. Busnya lumayan nyaman dan gratis pula. Di sini sebenarnya kami mau mengejar Dragon Treasure Show, apalagi jam 20:00 adalah last admissionnya. Turun dari bus kami sedikit terburu-buru menuju tempat pertunjukan. Tanya kesana kemari. Sedikit tanya sana-sini, akhirnya kami sampai di sebuah patung naga dan ada loket Dragon Treasure Show. Happy banget. Tapi sampai di sana ternyata pertunjukkannya sudah ditiadakan. Sedihlah. Bingung mau ngapain lagi. Yaudah kami ke Venetian aja menikmati ala-ala venisia. Jangan sampai gondolanya tutup juga.


City of Dream


Letak Venetian persis di depan City of Dream, jadi tinggal jalan kaki aja ke sana. Bangunannya lebih classic jika dibandingkan dengan City of Dream. Di tembok gedung juga sempat ada pertunjukkan video mapping. Lumayan keren dan gratis. Setelah menonton, kami langsung ke dalam. Cukup gede, mewah, dan classic.Jangan lupa mengunjungi toiletnya. Bikin happy pipis di sini. Oiya kami sempat tersesat waktu itu. bingung. Akhirnya kami memutuskan kembali ke lobby depan dan mencari pertunjukkan. Ternyata untuk memasuki mallnya harus lewat pintu agak nyamping kiri. Kalau lurus mnuju kasinonya.

Venetian

Venetian Lobby

inside of Venetian Mall

Gondola ala venesia


Kalau sudah ke sini satuhal yang nggak boleh dilewatkan, naik gondola ala venesia. Agak mahal sih, tapi nggak papalah untuk pengalaman pertama.Yang narik gondola bule.Orangnya ramah dan suka ngajak ngobrol meskipun kadang-kadang penumpangnya males buat ngobrol-ngobrol. Dan yang paling bikin kita cepet akrab, abang bule yang narik gondola hapal lagu indonesia,Sempura by Andra and the backbone. Akhirnya kami semua diminta nyanyi bareng-bareng lagu tersebut. Ahhh happy banget di Macau. Sehari nggak cukup rasanya. Minimal at least menginap semalam lah kalau mau ke Macau. Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dikunjungi. Namun karena keterbatasan waktu jadi hanya highlight saja deh. Semoga bisa kembali next time.

Minggu, 22 Februari 2015

Hongkong-Shenzhen-Macau, Keliling Dunia di Shenzhen (part 4)

Harike-4, saatnya kami keluar dari Hongkong. Negara tetangga yang terdekat dan bisa pakai VOA alias Visa On Arrival adalah Shenzhen. Ko bisa? yess bisa kalau kita keluar/masuk Shenzhennya dari Hongkong, kita bisa apply VOA untuk mengunjungi Hongkong. Konon katanya saya baca-baca di blog dan buku panduan wisata. Harga dari VOAnya sendiri adalah 168 renminbi/yen/CNY. Bisa diurus di lantai 2, sebelum pemeriksaan imigrasi. Mudah dan cepat. Waktu saya berkunjung kesana tidak ada antrian, setelah saya hanya ada beberapa turis saja.Setelah visa diprint di paspor, baru kita bisa melewati pemeriksaan imigrasi. Cukup susah di Shenzhen ini untukmasalah bahasa. Jika di Hongkong, mereka bisa english dasar, beda dengan orang-orang di sini. Sekedar one two three aja mereka masih bingung. Yasudah pakai bahasa tarzan akhirnya kalau tanya-tanya.

Dari Tsim Sha Tsui ke Shenzhen dapat ditempuh dengan menggunakan MTR jurusan HungHom - Lo Wu. Tapi karena kami di daerah Tsim Sha Tsui jadi harus ke Hung Hom dulu baru transit ke Hung Hom - Lo Wu. Selain Lowu, bisa juga melalui Lok Ma Chau. Bedanya apa sebenarnya saya kurang tau. Tapi saya baca-baca di panduan wisata dan blog-blog mereka seringnya ke Lo Wu jadi amanya Lo Wu saja. Lo Wu atau Lok Ma Chau memiliki jalur yang sama jadi sebelum naik lihat dulu di papan LCDnya yang mau lewat di jalur tersebut kereta tujuan Lo Wu atau Lok Ma Chau.

Setibanya di Lo Wu kami ingin cari tourist center dulu, tapi tetep mereka yang di sana nggak menguasai english. Duh, padahal kami mau cari sim card. Biasalah biar bisa tetap terhubung, check in dan pasang status di path :D. Tapi karen susah banget berkomunikasi jadi yasudahlah, pass saja ngga beli sim card.

Sabtu, 21 Februari 2015

Hongkong-Shenzhen-Macau, Disneyland!!!! (part 3)

Tidak terasa ternyata sudah hari ke tiga kami di Hongkong. Hari ketiga adalah hari yang kami tunggu-tunggu karena hari ini kami akan seharian di Disneyland Theme Park. Yeahh. Tiketnya memang agak mahal sih yaitu HKD 499, tapi dijamin tidak mengecewakan dan sayang banget kalau nggak mampir. Selain Disneyland Hongkong, theme park yang pernah saya kunjungi (yang Indonesia nggak diitung ya, maap :D) adalah Universal Studio Singapore. Kalau di USS menurut saya wahananya lebih banyak dan bervariasi, tapi untuk pertunjukkan-pertunjukkannya, menurut saya Disneyland Hongkong lebih unggul. Mereka membuatnya lebih detail. Keren abislah, tapi ya itu cuma dikit sih menurut saya. Sore juga udah kelar. Tapi tetep stay di sana untuk menunggu night parade and firework nya.




Hongkong-Shenzhen-Macau, Breathtaking City View from The Peak and Indonesian Gathering Place (part 2)

Karena musim di Hongkong sangat dingin (bagi saya), saya sangat bersyukur di hostel ada air panas. Btw, selama di Hongkong saya mandinya malam kemudian pas pagi nggak mandi lagi. Ternyata enak juga. Soalnya pas malam serasa melepassemua rasa capek. Dan pagi masih males plus dingin jadi nggak usah mandi lagi. Toh nggak berkeringat :p. Hari kedua jadwal kita adalah ke pulau Hongkong. Karena malamnya saya sudah mandi, saya tinggal siap-siap aja dan sarapan sambil menunggu dua teman saya mandi dan siap-siap. Untuk sarapan, biar hemat kami membawa dari Indonesia. Ada pop mie, super bubur, roti, dan sosis siap saji.

Setelah siap semua kami menuju Tsim Sha Tsui station yang jarak pintu subwaynya dekat banget dengan kami. Di Hongkong banyak sekali subway-subway, jadi kalau melihat ada tanda MTR, jangan kira MTRnya itu sudah dekat, kadang masih jauh tapi nggak pake banget. Itu cuma subway menuju MTR:D. Karena masih hari kerja apalagi kami berangkatnya bareng sama orang-orang yang kerja dan rutenya sama lagi yaitu admiralty-central. FYI, admiralty dan central seperti SCBD/Thamrin di Jakarta. Banyak orang-orang keren dengan coat panjang lalu lang dengan cepatnya. Beda dengan Indonesia yang suka JJS alias jalan-jalan santai. Mau sedikit membandingkan orang sini dengan Singapore.Sama-sama cepet kalau jalan, tapi kecepatannya sepertinya singapore unggul sekian detik. Untuk keramah tamaannya, orang Singapore dan Hongkong sebenarnya sama-sama terlihat jutek. Tapi orang Singapore,kalau ditanyain masih sumringah dan mau menjawan. Kalau orang Hongkong ini ketusnya ampun. Dijawab dengan lengkap alhamdulillah banget. Agak susah mungkin ya pakai bahasa Inggris jadi lebih baik menghindar. Kembali di Central. Dari Central, kami keluar dari station. Pokoknya keluar dulu, Baru setelah itu lihat peta dan lihat petunjuk yang ada.Setelah bertanya tanya dan lihat peta kami jalan aja lurus kemudian belok kanan (sesuai petunjuksalah satu satpam) untuk menuju ke terminal peak tram. 

Peak Tram akhirnya tiba, siap membawa ke The Peak

Pemandangan dari sisi kanan peak tram


Jumat, 20 Februari 2015

Hongkong-Shenzhen-Macau, Akhirnya keluar Asia Tenggara (part 1)

Yipiiii, akhirnya kesampaian liburan ke Hongkong. Berawal dari iseng kemudian melemparkan ke wacana group wa barang kali ada yang mau ikut. Awalnya nggak begitu ada yang nanggepi dan sudah berpikir kayaknya bakal backpack sendiri lagi, huhuh ya sudah gak papa. Eh ternyata Ditsza, salah satu teman di group yang biasa hobi jalan bareng kalau weekend japri dan tertarik buat ikut ke Disneyland. Horrrayyyy.

Akhirnya kita putuskan untuk pergi di bulan Fenruari, lupa atas pertimbangan apa. Mulai deh hunting menghanting tiket, tentu aja yang dipantau tiket penerbangan LCC :(. Waktu itu ada di kisaran 2,8 - 3,3an. Tapi akhirnya kami memutuskan nunggu gajian dulu aja siapa tau ada promo. Dan pada hari Sabtu setelah gajian, ada kompas travel fair di JCC. Ah semoga dapat tiket murah. Akhirnya meluncur ke sana setelah jogging ditemani 2 teman cowok yang ganteng, satu jawa satu cina :P (bukan rasis). Hunting mengahunting dimulai. Ada cathay,emirates, garuda, dll. Setelah putar-putar kami dapat tiket penerbangan langsung JKT-HKG full services, non LCC, USD 298. Waktu itu kursnya Rp12.007. Pikir sempet galau, karena masih agak mahal jika dibandingin dengan LCC yang kami pantau di skyscanner. Tapi karena ini full services plus penerbangan langsung tanpa harus menginap di Singapore atau KL, jadi deal akhirnya ambil penerbangan ini.

Tiket PP Chines Airlines 10 feb 2015 dan 15 feb 2015 sudah ditangan. Teman saya yang cina, sebut saja Mocin, awalnya galau mau ikut. Galau karena imlek, jadinya ya 'g jadi dulu'. Eh ternyata besoknya (hari Minggu) tiba-tiba japri minta dikirimi emailpenerbangan dan langsung meluncur ke Kompas Travel Fair. Fix yang ke Hongkong kami bertiga, yeahhh.

Di ruang tunggu, bersiap-siap untuk Boarding