Jumat, 20 Februari 2015

Hongkong-Shenzhen-Macau, Akhirnya keluar Asia Tenggara (part 1)

Yipiiii, akhirnya kesampaian liburan ke Hongkong. Berawal dari iseng kemudian melemparkan ke wacana group wa barang kali ada yang mau ikut. Awalnya nggak begitu ada yang nanggepi dan sudah berpikir kayaknya bakal backpack sendiri lagi, huhuh ya sudah gak papa. Eh ternyata Ditsza, salah satu teman di group yang biasa hobi jalan bareng kalau weekend japri dan tertarik buat ikut ke Disneyland. Horrrayyyy.

Akhirnya kita putuskan untuk pergi di bulan Fenruari, lupa atas pertimbangan apa. Mulai deh hunting menghanting tiket, tentu aja yang dipantau tiket penerbangan LCC :(. Waktu itu ada di kisaran 2,8 - 3,3an. Tapi akhirnya kami memutuskan nunggu gajian dulu aja siapa tau ada promo. Dan pada hari Sabtu setelah gajian, ada kompas travel fair di JCC. Ah semoga dapat tiket murah. Akhirnya meluncur ke sana setelah jogging ditemani 2 teman cowok yang ganteng, satu jawa satu cina :P (bukan rasis). Hunting mengahunting dimulai. Ada cathay,emirates, garuda, dll. Setelah putar-putar kami dapat tiket penerbangan langsung JKT-HKG full services, non LCC, USD 298. Waktu itu kursnya Rp12.007. Pikir sempet galau, karena masih agak mahal jika dibandingin dengan LCC yang kami pantau di skyscanner. Tapi karena ini full services plus penerbangan langsung tanpa harus menginap di Singapore atau KL, jadi deal akhirnya ambil penerbangan ini.

Tiket PP Chines Airlines 10 feb 2015 dan 15 feb 2015 sudah ditangan. Teman saya yang cina, sebut saja Mocin, awalnya galau mau ikut. Galau karena imlek, jadinya ya 'g jadi dulu'. Eh ternyata besoknya (hari Minggu) tiba-tiba japri minta dikirimi emailpenerbangan dan langsung meluncur ke Kompas Travel Fair. Fix yang ke Hongkong kami bertiga, yeahhh.

Di ruang tunggu, bersiap-siap untuk Boarding


 10 Feb 2015, akhirnya. Setelah semaleman galau karena Jakarta sedang kena musibah banjir di mana mana dan hujan yang tidak berhenti-berhenti, akhirnya kami terbang dengan sukses tanpa penundaan,paling delay hanya beberapa menit saja. Mbak-mbak pramugarinya tinggi-tinggi dan cantik-cantik (beda sama garuda :)) ). Tapi untuk urusan services garuda lebih TOP dari segala TOP.Lebih ramah. Dan yang paling kesel mbak pramugarinya nggak begitu bisa bahasa Inggris T.T. Pas pembagian cracker juga dilewati karena tidur. Tapi overall lumayanlah, dapat makan, ada hiburan on board. Lumayan 4,35 jam terbang jadi nggak begitu terasa.


Muslim Meal by Chinese Airlines

Jam 12an waktu setempat akhirnya mendarat dengan sukse. yeahhh Hongkong. Suhu udara udah rendah, saatnya menggunakan jaket tebal. Setalh ke toilet dan ke imigrasi, teman saya mampir dulu ke money changer. Duh juteknya mbaknya. Tapi emang sih baca-baca dari blog orang, orang Hongkong emang jutek-jutek. Ya sudahlah. Tujuan pertama kami adalah Big Buddha Tian di Lantau Island. Setelah googling-googling (pas di Indonesia googlingnya, jadi di HK sudah siap dan tau mau naik apa), untuk ke Big Buddha, kita harus ke Chung Tung station dulu. Kami naik bus S1 farenya HKD 3,5. Di sana kami isi perut dulu di mall citygate, mall ini terkenal menjual barang-barang branded dan murah. Banyak diskon yang ditawarkan. Putar-putar cari makanan halal, susah. Yaudah akhirnya di Papper Lunch aja (jauh-jauh ke HK makan papper lucnh -,-) soalnya di menu nggak ada tulisan 'pork', dengan menu beef kalau tidak salah. Harga HKD 44. 

Yeah akhirnya sampai meskipun dengan muka bantal

Setelah makan, kembali ke terminal untuk naik bus 23 menju Big Buddha. Untuk harganya HKD 17,2. Oiya setelah mendarat di Hongkong jangan lupa untuk beli sim card lokal dan Octopus card. Waktu itu pakai China mobile HKD 80 dapat paket data unlimited sampai 10 hari dan pulsa HKD 78. Lumayan lah. Untuk Octopus bisa dibeli di stasiun MRT di bandara. Untuk sevel hanya bisa top up saja. Octopus harganya HKD 150, deposit 50 jadi yang bisa digunakan adalah 100. Selama di Hongkong saya top up sebanyak HKD 150. Cukup keliling-keling selama 6 hari. Kembali ke perjalanan menuju big buddha. Naik bus merupakan pilihan transportasi yang murah. Dapat bonus pemandangan pula, Jarak tempuhnya sekitar 50 menit dan mungkin karena sudah umur, kami bertiga mual setelah keluar dari bis. Jalannya berkelok-kelok, naik turun. Bis berhenti di depan gate Big Buddha Tian. Karena masih mual kami mengambil senjata andalan, Tolak Angin. Untung teman-teman saya ini pada bawa. Kalau tidak, entahlah apa yang terjadi.

Piknik Dulu
Setelah dirasa kembali sehat. Kami lanjut explore dan foto-foto. Dengan menenteng 2 tas backpack, kami tetap semangat menelusuri kawasan Big Buddha Tian. Jepret sana jepret sini. Selfie sana selfie sini. Lapar lagi. Ottokeee. Untung ada yang bawa cemilan Indonesia. Oke berhenti sejenak di sebuah tangan then ngemilll. Masih dalam perdebatan kami akan naik atau nggak, mengingat pada bawa tas backpack semua. Akhirnya, yasudah lah sayang sudah sampai kok nggak naik. Kami bertiga pun saling memberi semangat dan selfie-selfie selama perjalanan menyusuri anak tangga biar nggak kerasa. Hmm kalau menurut saya ini leih muda dari pada Batu Cave. Sama-sama bawa backpack tapi bedaya lebih curam dan saya sendirian *fine*.

Wefie di depan patung Big Buddha Tian

Hari sudah sore, kuil akan tutup yasudah kembali ke bawah. Untuk kembali ke penginapan daerah tsim Sha Tsui, kami harus balik ke Thung Chung Station. Selain karena kapok dengan bis, kami juga ingin merasakan rute dan pemandangan berbeda. Akhirnya kami naik Cable Car. Harganya HKD 128 per orang. Dan pas di dalam cable car isinya semua orang Indonesia. Bukan hanya Indonesia, tapi Jawa (ah nggak bisa rasan-rasan lagi :p). Ibu-ibu kece dan fancy ini lagi reuni dan liburan di Hongkong. Ah semoga nanti tuanya juga kayak mereka tetap bisa liburan. Aminnnn.

Sampai Thung Chung, kami menuju MTR Station. Rutenya Thung Chung-Central, Central - Tsim Sha Tsui. Untuk fare MTR menggunkan octopus dapat didownload di sini .  Sampai di Tsim Sha Tsui, akhirnya sampai di Mirador Mansion. Kami menginap di USA Hostel. Ada pengalaman tidak enak di sini.Kami kesel sama pemilik dan booking.com. Kesel lah sekesel keselnya. Jadi ceritanya, kami kan booking lewat booking.com dan sudah dicharge di CC. Pas di sana pemiliknya ngecharge lagi, karena katanya itu cuma difreeze dan nanti dicancelsama pihak mereka. Padahal pas dicek belum dicancel transaksinya. Yaudah pasrah karena sudah capek ya dicharde lagi. Kesel kami menelpon ke booking.com cs yang di Hongkong kebetulan punya pulsa HKD 78. Setelah telpon, ternyata sistem booking.com itu seperti berikut. Pembayaran diserahkan pihak hostel. Jadi yang narik ada pihak hostel. booking.com tidak tahu apa-apa. Tapi memang itu statusnya freeze aja sebagai jaminan. Nanti bayarnya digesek di tempat CCnya. Aduh ribet. Ntah booking.com nya atau USA Hostelnya. Tapi yang jelas selama saya pesan hostel di SING dan MALAY nggak ada masalah. Udah dicharge di CC yaudah pas datang tinggal nempati kamar. Ahhh ogah lagi booking lewat booking.com. Dan kalau ke HK lagi (amin) nggak mau ke USA Hostel.

Setelah checkin dan bersih-bersih diri, kami mencoba keluar. Jangan lupa memakai jaket agak tebal karena memang masih winter di sana. Kami jalan ke arah Tsim Sha Tsui Promenade. City of light sudah lewat. Kami hanya jalan-jalan menelusuri Avenue of Stars, tempat patung bruce lee dan cap tangannya. Tak lupa mencicipi jajan lokal sana, squid dan enak banget ya Allah rasanya. Setelah jalan-jalan di Avenue of Stars kami kembali ke hostel. Tapi mampir ke MCD dulu mau beli makan. Paket ayam sekotak, dapat 4 potong ayam dan 4 potong nasi plus cola large harganya HKD 38 kalau tidak salah. Kenyang, alhamdulillah walaupun lagi-lagi MCD di Indonesia juga ada :D.

Pemandangan Citylight Hongkong dari Tsim Sha Tsui Promenade

Cap Tangan artis Hongkong

Salah satu patung di Avenue of Stars


Pengeluaran Hari 1 di Hongkong
1. Taxi Kos Bandara 120.000
2. Pajak Bandara 150.000
3. SimCard HKD 80
4. Octopus HKD 150
5. Bus Airport Thung Chung S1 HKD3,5
6. Makan Siang HKD 42
7. Bus Thung Chung - Big Buddha, Bus 23 HKD 17,2
8. Cable Car HKD 128
9. Squid HKD 30
10. Makan malam HKD 38
** biaya lainnya adalah biaya air. Bisa diminimalisir dengan membawa botol dan mengisi air di keran air minum. Cukup banyak di Hongkong

untuk part 2, lanjutkan ke sini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar